Selasa, 05 Februari 2013

Teknologi Augmented Reality

Augmented Reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, namun Augmented Reality hanya menambahkan atau melengkapi kenyataan.

Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat Augmented Reality sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata.
 
Menurut Ronald T. Azuma (1997), augmented reality (AR) adalah penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam real-time, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi.
Secara umum untuk membangun augmented reality dibutuhkan minimal komponen-komponen:
1.      Input Device
Input device atau alat input berfungsi sebagai sensor untuk menerima input dalam dunia nyata. Input device yang biasa digunakan dalam AR adalah kamera, kamera pada handphone atau webcam saat ini banyak digunakan sebagai input device bagi aplikasi AR.
2.      Output Device
Output device atau alat output berfungsi sebagai display hasil AR. Output device yang biasa dibunakan adalah monitor dan head mounted display. Head mounted display adalah alat yang digunakan di kepala, mirip kacamata, untuk menampilkan hasil AR. Head mounted display biasanya sudah terintegrasi dengan camera di bagian atasnya, sehingga selain sebagai alat output juga sebagai alat input.
3.      Tracker
Tracker adalah alat pelacak agar benda maya tambahan yang dihasilkan berjalan secara real-time atau mungkin interaktif walaupun benda nyata yang jadi induknya digeser-geser, benda maya tambahannya tetap mengikuti benda nyata yang jadi induknya. Biasanya tracker ini berupa marker atau penanda semacam striker mirip QR Code yang bisa ditempel/dipasang di benda nyata.
4.      Komputer
Komputer berfungsi sebagai alat pemroses agar program AR bisa berjalan. Komputer disini bisa berupa PC atau embedded system yang dipasang pada alat (contohnya dipasang di mounted head display).
Di Negara maju, AR diterapkan berbagai bidang diantaranya militer, kedokteran, manufaktur, periklanan, promosi, pemasaran, dan hiburan. Contoh penerapan AR dalam bidang pemasaran adalah, di jepang, perusahaan kosmetik Shiseido membuat semacam vending machine dengan menggunakan AR untuk menjual peralatan kosmetiknya. Calon pembeli akan berdiri di depan mesin AR lalu memilih kosmetik yang akan dicoba, lalu wajah pembeli akan tampil di monitor mesin lengkap dengan riasan kosmetik yang dicoba.
Di Indonesia sendiri AR belum banyak diimplementasikan, memang AR merupakan teknologi yang baru, istilah AR baru muncul tahun 1990 dan baru ada konferensi internasional tahunannya mulai tahun 1998. Padahal manfaat AR sangat besar bahkan di prediksi trend display komputer akan menggunakan AR di tahun-tahun yang akan datang.
Implementasi AR memang melibatkan berbagai disiplin ilmu, ini menjadi tantangan sendiri bagi para Mahasiswa dan engineer komputer di Indonesia untuk lebih mendalami AR. Di tingkat perguruan tinggi sendiri yang paling terkenal hanya STEI ITB yang agak banyak melakukan riset di bidang AR.

Cara kerja Augmented Reality :
Sistem Augmented Reality bekerja berdasarkan deteksi citra dan citra yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya sebenarnya cukup sederhana. Webcam yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang diberikan, kemudian setelah mengenali dan menandai pola marker,webcam akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi bila sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya. Untuk lebih lengkapnya, berikut tahapan utama sistem Augmented Reality tersebut :
1.      Pertama – tama dibuat terlebih dahulu objek yang akan ditampilkan. Secara umum objek yang dibuat adalah benda 3D , foto, video, ataupun animasi yang dibuat dengan software perancangan objek seperti Google sketchup, 3DMax , atau dengan Blender.
2.      Setelah objek jadi, maka objek tersebut akan disimpan ke dalam library. Kemudian setelah itu yang perlu dibuat adalah marker. Marker adalah sebuah penanda yang memiliki pola khusus. Marker yang digunakan untuk teknologi Augmented reality ini adalah pola kotak dengan standard tertentu. Marker inilah yang nantinya akan dideteksi oleh webcam untuk menampilkan objek. Setelah itu pola marker yang dibuat harus disimpan ke dalam library juga agar nantinya aplikasi yang dibuat dapat membedakannya dengan marker yang lain. Biasanya penyimpanan marker ini membutuhkan bantuan aplikasi lain seperti marker generator.
3.      Kedua komponen utama yaitu marker dan objek telah jadi. Setelah itu kita membuat aplikasi yang dapat membangkitkan objek dari marker yang dibuat dengan bantuan builder, untuk tugas akhir ini adalah dengan Adobe Flex SDK yang bersifat open source dan berbasis action script. 
 
Augmented reality dapat menciptakan sarana komunikasi yang unik dan interakrif. Salah satu karya dari mobile augmented reality adalah aplikasi Virtual City Guide yang pernah dikembangkan oleh AR&Co. pada pertengahan 2011. Aplikasi ini membantu penggunanya untuk menemukan dan mendapatkan informasi mengenai suatu toko atau gerai melalui live tracking. Maksud live tracking di sini adalah, dengan mengarahkan kamera telepon genggam ke toko atau gerai yang ingin diketahui informasinya, aplikasi mobile augmented reality secara langsung dapat menyediakan informasi dari benda-benda yang ditunjuk pada lokasi.
     Penggunaan aplikasi mobile augmented reality ada yang menggunakan internet (online) dan tidak menggunakan internet (offline).
      Kelebihan aplikasi yang menggunakan internet (online) adalah kemungkinan untuk terus-menerus memperbaharui data yang ada sehingga infromasi yang diterima lebih tepat dan cepat. Kelemahannya adalah pada kecepatan koneksi internet.
     Kelemahan aplikasi yang menggunakan internet (online) menjadi kelebihan dari aplikasi yang tidak menggunakan internet (offline). Kelemahan aplikasi yang tidak menggunakan internet (offline) adalah aplikasi harus diunduh terlebih dahulu dan informasi yang disampaikan tidak secepat online, karena tidak secara langsung diperbaharui.
   Bedanya dengan aplikasi lain seperti GPS adalah, aplikasi Virtual City Guide menggunakan akses secara langsung oleh pengguna (real time).
     Ketika pengguna mengarahkan kamera ke toko / stand, saat itu juga muncul sejumlah pilihan informasi yang dapat diakses mengenai toko / stand tersebut. Informasi-informasi yang dapat diperoleh melalui aplikasi ini dapat berbentuk teks, video, animasi 3D, dan permainan.
    Selain dapat diakses secara real-time, keuntungan lain dari mobile augmented reality adalah aplikasi lebih ringan karena ukuran aplikasinya jauh lebih kecil dibandingkan aplikasi augmented reality pada komputer atau laptop.
      Namun penggunaan aplikasi mobile augmnented reality sekarang masih bergantung pada prosesor perangkat. Beberapa perangkat mobile yang dapat mengakses aplikasi mobile augmented reality adalah iPhone, iPad 2, dan Android.
Sumber: www.kompas.com
 

 

Tidak ada komentar: